Latar
Belakang
Setiap
individu tidak terlepas dari aktivitas atau pekerjaan untuk memenuhi
memenuhikebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut membutuhkan
energi dankekuatan otot yang cukup besar sehingga dapat menimbulkan berbagai
macam keluhan, salahsatunya adalah nyeri pinggang bawah. Hampir semua orang
pernah mengalami nyeri pinggang. Sekitar 80% setiap orang dalam hidupnya
pernah mengalami nyeri pada daerah pinggang bawah karena kesalahan
postural tanpa mengenal jenis kelamin, tingkat sosial dan pekerjaan
(Cailiet, 1981 dalam Ismiyati, 1997).Angka kejadian nyeri pinggang bawah atau
dalam bahasa Inggris disebut Low Back Pain ( LBP ), hampir sama pada semua
populasi masyarakat di seluruh dunia, baik di negara majumaupun di negara
berkembang (Elder LAM & Burdoff, 2003 dalam Shocker, 2008). Dari hasil
penelitian Cropcord Indonesia (2004) menunjukkan bahwa penderita LBP pada jenis
kelamin pria prevalensinya sebesar 18,2% dan pada wanita sebesar 13,6%.
Sedangkan dari populasi pernah mengalami nyeri pinggang bawah sekali dan
lebih selama hidupnya antara 60% hingga 90% (Setyohadi, 2005 ). Penanganan
nyeri dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan terapi
nonfarmakologi.Terapi farmakologi dengan menggunakan siklooksigenase inhibitor (
COX inhibitor ) sering menimbulkan efek samping yaitu gangguan gastrointestinal
(Kozier, 2004).
Selain itu, penggunaan jangka panjangnya dapat
mengakibatkan perdarahan pada saluran cerna, tukak peptik, perforasi
dan gangguan ginjal (Daniel, 2006). Stimulus kutaneus adalah stimulasi kulit
yang dilakukan untuk menghilangkan nyeri.Salah satu langkah sederhana dalam
upaya menurunkan nyeri dengan menggunakan stimulus kutaneus adalah dengan
melakukan masase dan sentuhan. Masase dan sentuhan merupakan tehnik integrasi
sensori yang mempengaruhi aktifitas sistem saraf otonom (Meek, 1993 dalamPotter
& Perry, 2005). Apabila individu mempersepsikan sentuhan sebagai stimulus
untuk rileks, kemudian akan muncul respon relaksasi. Relaksasi sangat
penting dalam membantu klien untuk meningkatkan kenyamanan dan membebaskan diri
dari ketakutan serta stres akibat penyakit yang dialami dan nyeri yang tak
berkesudahan (Potter & Perry, 2005). Selain itu rileks juga membantu
mengurangi rasa cemas, sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri (Long, 1996).
Tujuan
1.2.1 Untuk
mengetahui Definisi
1.2.2 Untuk mengetahui Sejarah
1.2.3 Untuk mengetahui Cara Kerja
1.2.4 Untuk
mengetahui Implikasi Keperawatan
1.2.5 Untuk
mengetahui Penelitian
BAB II PEMBAHASAN
Definisi
Masase
berasal dari bahasa Arab “mash” yang artinya “menekan dengan lembut” atau dari
kata Yunani “massien” yang berarti “memijat atau melulut”. Akan tetapi istilah
yang paling populer yang digunakan adalah dalam bahasa Perancis “masser”
yang artinya“menggosok”.
Menurut pengertiannya
massase yang berasal dari bahasa Inggris “massage”
adalah
pemijatan, pengurutan dan sebagainya pada bagian-bagian badan tertentu dengan
tangan atau alat-alat khusus untuk melancarkan peredaran darah sebagai cara
pengobatan atau untuk menghilangkan rasa lelah.
Menurut
Tairas (2000: 1-2), massage adalah suatu metode refleksiologi yang bertujuan
untuk memperlancar kembali aliran darah, yakni dengan genjotan-genjotan
atau pijatan-pijatan kembali aliran darah pada titik-titik sentra refleks.
Hal senada
diutarakan oleh C.K Giam (1993: 172) massage adalah manipulasi jaringan
lunak tubuh. Manipulasi ini dapat mempengaruhi sistem saraf, otot,
pernafasan, sirkulasi darah, dan limfa secara lokal maupun umum. Massage
menghasilkan suatu stimulus pada jaringan tubuhdengan cara menekan dan
meregangkan. Penekanan menyebabkan kompresi jaringan lunak dan mengubah
ujung-ujung saraf yang berupa jaringan reseptor, sedangkan peregangan
memberikan ketegangan pada jaringan-jaringan lunak.
Menurut
Mumford (2001: 10) massage adalah rangkaian yang terstruktur dari tekanan atau
sentuhan. Tangan dan bagian tubuh yang lain seperti lengan bawah dan siku dapat
digunakan untuk melakukan manipulasi di atas kulit, terutama pada bagian otot
dengan gerakan mengurut, menggosok, memukul, dan menekan.
Menurut
Harrold (1992: 8) massage adalah teknik pengobatan yang tertua dari
model pengobatan ortodoks atau pengobatan-pengobatan lainnya. Massage
merupakan gabungan dari teknik pengobatan dan tindakan instingtif.
Menurut
Harrold (1992: 16) massage merupakan tindakan instingtif dan pengobatan yang berdasarkan
intuisi (gerak hati). Pada perkembangan selanjutnya teknik mengurut dan
teknik-teknik yang lainnya berkembang dan memiliki pengaruh yang spesifik pada
pemberiannya.
Menurut
Katsusuke (1996: 61) massage atau pijat didasarkan pada ide bahwa jantung
ialah pusat pertumbuhan. Karena itu, cara pengobatannya mengikuti sistem
peredaran darah, terutama nadi-nadi arteri, dan bergerak masuk ke dalam dari
ujung tubuh menuju jantung.
Sejarah Sejarah Perkembangan Masase
Masase
sebagai cara pengobatan, telah dikenal sejak zaman pra sejarah oleh
berbagaisuku bangsa di dunia. Data-data menunjukkan bahwa usia masase sama
tuanya dengan peradaban manusia.Cacatan sejarah menunjukkan bahwa bangsa
Cina telah mengenal masase kurang lebih 3.000 tahun sebelum masehi. Dalam
ajaran-ajaran Kung Fhu Tzu, diketahui bahwamasase telah dipergunakan bukan
semata-mata untuk pemeliharaan kesehatan saja tetapi juga sebagai salah satu
cara pengobatan.
Demikian
pula masase juga dikenal oleh bangsa Yunani purba yang menggunakan masase
sebagai bentuk kemewahan setelah melakukan latihan-latihan gymnastik untuk
membentuk keindahan tubuh.
Bapak dari
ilmu kedokteran yaitu Hippocrates (430-360 SM) menggunakan masase untuk para
pasiennya, disamping dengan sinar matahari, mandi air panas, serta
latihan-latihan badan untuk menyembuhkan kekuatan pada sendi dan otot-otot
yang lemah.
Menurut
Hipocrates “Bahwa seorang dokter harus memiliki keterampilan
dalam banyak
hal, lebih-lebih dalam menggunakan masase”. Masase dapat menguatkan sendi-sendi
yang lemah dan melemaskan sendi-sendi yang kaku. Dalam mempraktekkan masase,
beliau menggunakan istilah “Anaptripsis” yang berarti pemijatan menuju ke arah
jantung, yaitu mulai dari kaki
menuju ke atas, sedangkan dari atas yaitu kepala atau leher ke bawah ke
arah jantung. Hal ini merupakan suatu bukti adanya dasar ilmiah dalam
melakukan masase pada jaman itu.
Pada abad
XVI pengetahuan tentang anatomi semakin maju, hal tersebut semakinmenambah
gairah dari pemakaian masase. Pada tahun 1975, seorang dokter berkebangsaan Perancis
yaitu Ambroise Para menjelaskan tentang teknik serta efeknya masase friction
yang lembut, sedang dan kaku dan menganjurkan untuk salah sendi (dislokasi).
Pada
tahun-tahun berikutnya masase semakin mengalami perkembangan, apalagi setelah
Pehr Hendrik Ling (1976-1839) yang berkebangsaan Swedia menciptakan Gymnastic Sistem
Swedia yang sekarang lebih dikenal dengan Masase Sistem Swedia. Ling menyusun Gymnasticnya
dalam empat bentuk yaitu : educational gymnastic, military gymnastic,medical
gymnastic, dan aesthetic gymnastic.
Tahun 1913
Ling mendirikan “Central Instituteof Gymnastic” di Stocholm, ia
mengajar
sampai saat meninggalnya pada tahun 1839. Ling dan para pengikutnya
telah banyak berjasa dalam memajukan masase tidak hanya di Swedia tetapi
juga di beberapa Negara Eropa.
Menjelang
akhir abad XIX masase telah benar-benar mempunyai kedudukan yang baik di
dalam dunia pengobatan. Dr. Mezger dari Amsterdam adalah dokter terkenal yang menyebarluaskan
masase bahkan ia sendiri bertindak sebagai masseur. Sejak saat itu masase menjadi
suatu cara perawatan yang terkenal di Eropa dan Amerika.
Pada tahun
1894 kaum wanita di Inggris membentuk perhimpunan Masseuse yaitu
“The Sociaty
of Trained Masseuse” dengan tujuan meningkatkan standar masase dan
memperbaiki
status wanita yang memilih masase sebagai profesinya. Perhimpunan tersebut
kemudian
bergabung dengan “The Institut of Massage And Remedial Exercice” yang
akhirnya
membuat peraturan untuk menyelenggarakan pendidikan dan ujian. Pada waktu itudi
kota Manchester anggotanya telah mencapai 5.000 orang. Masase dan Medical Gimnastycnya
terus berkembang dan dipergunakan secara luas sebagai Physical Treatment untuk
melengkapi perawatan dengan pengobatan dan pembedahan.
Perkembangan
Masase di Indonesia
Di
Indonesia, masase telah dikenal dengan sebutan bahasa daerah : pijat, urut atau
lulut dan telah lama dikenal sejak jaman kuno oleh nenek moyang kita dengan
sebutan “dukun pijat” atau “dukun urut”. Dukun pijat sebagai orang yang
mempraktekkan pijat sering
ditafsirkan
bermacam-macam, antara lain :
1. Dukun pijat adalah orang yang
menyegarkan tubuh (raga) dari rasa lelah atau penat.
2.
Dukun pijat
adalah orang yang menangani patah tulang, terkilir atau salah urat, kemudian
lebih dikenal dengan dukun sangkal putung.
3.
Dukun pijat
dapat pula sebagai masseur atau ahli masase, yang umumnya menangani
olahragawan.
4.
Dukun pijat
diartikan pula sebagai dukun alusan atau pijat alus karena pemijatnyaterdiri
dari wanita yang umumnya berparas cantik.
Dalam
melakukan pemijatan seorang dukun pijat memperoleh keahliannya
karena bakat, keturunan dan pengalaman prateknya. Semakin tua, si dukun
dianggap ahli oleh masyarakat awam. Bahkan ada anggapan bahwa dengan berpantang
dan berpuasa kemampuan seorang dukun pijat akan semakin bertambah. Namun seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik-teknik pijat sebagai salah
satu upaya penyembuhan alternatif juga mengalami kemajuan.
Di Indonesia,
kiranya pijat atau lulut yang sekarang dikenal dengan nama “masase” sudah bukan
hal yang asing lagi, karena di setiap daerah sampai ke pelosok-pelosok pundapat
dengan mudah ditemukan, seorang pemijat laki-laki atau wanita. Mereka
melakukan pekerjaan memijat biasanya sebagai pekerjaan sambilan, tetapi ada
pula yang merupakan pekerjaan utamanya (profesi).
Pada umumnya
hasil pemijatan memberikan rasa nyaman dan memuaskan pasiennya, tetapi ada pula
setelah dipijat justru meninggalkan rasa sakit yang disebabkan karena tekanan-tekanan
yang diberikan terlalu kuat atau keras. Hal tersebut dapat terjadi karena minimnya
pengalaman atau pengetahuan tentang teknik masase yang benar.
Menyadari
akan kurangnya pengetahuan tentang masase, di Solo pada tahun 1960, pernah
diajarkan sistem dan teknik masase Swedia (swedish massage) sebagai suatu
pedomancara memijat yang benar. Masase sistem swedia merupakan salah satu dari
sistem masase yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Mengenai
baik atau tidaknya suatu sistem masase ditentukan oleh
berhasilnya pelaksanaan masase tersebut. Jadi setelah menguasai teori maka
tahap berikutnya ialahmempraktekkannya dengan mengarahkan seluruh manipulasi ke
arah jantung. Sejauh teoridapat mencapai tujuannya, maka dapat dikatakan bahwa
teori dari sistem tersebut adalah baik dan benar. Misalkan seorang yang
menderita kelelahan atau cedera ringan karena mengikutisuatu perlombaan atau
pertandingan, apabila orang tersebut dimasase dengan cara yang benar maka
seharusnya rasa sakit yang di derita akan semakin berkurang atau hilang sama
sekali.
Masase atau
pijat merupakan keterampilan yang melibatkan unsur-unsur pengetahuan, naluri
dan seni merawat tubuh yang diperoleh dari seringnya melakukan praktek masase
atau dalam istilah masase telah memiliki “jam terbang yang tinggi”. Selain itu
seorang pemijat
harus
mempunyai kekuatan, kelincahan dan kerja tangan secara mekanis diarahkan
ke jantung untuk menghasilkan rasa enak dan menyegarkan yang menghasilkan
pengurangan rasa sakit dari suatu cedera tertentu. Banyaknya kegiatan olahraga
khususnya olahraga yang memerlukan gerakan-gerakanyang cepat dan kuat
(explosive) seperti : sepak bola, bola basket, bulu tangkis, dan lain-lain dapat
menyebabkan terjadinya terkilir atau keseleo yang diikuti dengan pembengkakan.
Maka dalam sebuah Tim olahraga, hal itu merupakan tugas dan tanggung jawab
masseur atau masseuse untuk memberikan perawatan dengan teknik dan metode yang
benar. Sedangkan, jika terjadi patah tulang (fracture) sebaiknya segera dibawa
ke rumah sakit, karena hal tersebut merupakan tanggung jawab dokter yang ahli
di bidangnya (ortopedi).
Cara Kerja
Tindakan
keperawatan dengan cara memberikan masase pada klien dalam memenuhikebutuhan
rasa nyaman (nyeri) pada daerah superfisial atau pada otot atau tulang.
Tindakan masase ini hanya untuk membantu mengurangi rangsangan nyeri akibat
terganggunya sirkulasi.
Tujuan
1. Meningkatkan sirkulasi pada daerah
yang dimasase.
2. Meningkatkan relaksasi.
Alat dan
Bahan
1. Minyak untuk masase
2. Handuk
Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan
dilakukan.
2.
Cuci tangan.
3.
Lakukan
masase pada daerah yang dirasakan nyeri selama 5-10 menit.
4. Lakukan masase dengan menggunakan
telapak tangan dan jari dengan tekanan halus.
Teknik
masase dengan gerakan tangan selang - seling (tekanan pendek, cepat,
dan bergantian tangan) dengan menggunakan telapak tangan dan jari dengan
memberikan tekanan ringan. Dilakukan bila nyeri terjadi di pinggang
Teknik
remasan (mengusap otot bahu), dapat dilakukan bila nyeri terjadi pada daerah
sekitar bahu.
Teknik
masase dengan gerakan menggesek dengan menggunakan ibu jari dan gerakan
memutar. Masase ini dilakukan bila nyeri dirasakan di daerah punggung dan
pinggang secara menyeluruh
Teknik
eflurasi dengan kedua tangan, dapat dilakukan bila nyeri terjadi di
daerah punggung dan pinggang.
Teknik petrisasi dengan menekan
punggung secara horizontal
Teknik
tekanan menyikat dengan menggunakan ujung jari, digunakan pada
akhir masase daerah pinggang
5. Cuci
tangan setelah prosedur dilakukan.
6. Catat
tindakan dan respon pasien terhadap tindakan.
Implikasi Keperawatan (cocok
mengatasi penyakit apa)
a) Ancietas / Kegelisahan
b)
Arthritis /
Peradangan
c)
Nyeri
punggung ( Upper and Low Back Pain )
d)
Rasa nyeri
yang kronise)
e)
Konstipasi /
sulit buang air besar
f)
Depresi
g)
Sakit Kepala
h)
Tekanan
Darah Tinggi
i)
Insomnia
Penelitian
Manfaat Dan
Keuntungan Massage Berdasarkan Penelitian Modern
Fitto Traditional Massage Massage
atau therapy pijat bisa di katakana sebagai salah satu tradisi penyembuhan yg
tertua. Pada banyak kebudayaan diantaranya Yunani Kuno, Mesir, China dan India,
meyakini bahwa theerdasarrapy massage selalu digunakannya untuk
menyembuhkan berbagai macam penyakit. Kulit adalah organ tubuh terbesar
dari manusia dan dipenuhi dengan ujung-ujung syaraf. Dimana selain kulit,
therapy pijat atau Massage juga bekerja dengan melembutkan otot dan
menghasilkan relaksasi khususnya efektif dalam mengatasi keluhan gangguan
sirkulasi. Misalnya, sakit kepala yang amat sangat biasanya terjadi
berlarut-larut, oleh karena rasa sakit tersebut maka membuat penderita
merasakan kaku pada otot yang terserang. Hal ini akhirnya akan menimbulkan
lebih banyak lagi rasa sakit pada organlainnya. Tepat apabila pijatan dilakukan
pada leher dan bahu secara perlahan dapat melepaskan tekanan pada otot dan
mengurangi rasa sakit.
Relaksasi menyeluruh salah satu
manfaat yang langsung terasa dengan therapy massage adalah merasakan relaksasi
yang menyeluruh dan ketenangan. Hal ini terjadi karena massage adalah sebagai
pemicu terlepasnya Endorfin, Zat Kimia Otak ( Neuro Transmitter ) yang menghasilkan
perasaan nyaman. Tingkat Hormon Stress, seperti : Adrenalin,
Kortisol, Norephinefrine tentunya juga akan berkurang. Penelitian
menunjukkan bahwa tingkat hormon stress yang tinggi dapat menurunkan system
immun pada tubuh. Beberapa keuntungan fisik dari terapi pijat diantaranya :
a) Mengurangi tekanan pada otot
b) Memperbaiki sirkulasi darah
c) Merangsang system lymfatik
d) Mengurangi hormon stress
e) Meningkatkan mobilitas persendian
dan kelenturan
f) Menyegarkan permukaan kulit agar
terlihat cerah.
g) Mempercepat penyembuhan cederanya
pada jaringan lunak.
h) Menambah kewaspadaan mental
i)
Mengurangi
kegelisahaan dan depresi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Masase
berasal dari bahasa Arab “mash” yang artinya “menekan dengan lembut” ataudari
kata Yunani “massien” yang berarti “memijat atau melulut”.
Di
Indonesia, masase telah dikenal dengan sebutan bahasa daerah : pijat, urut atau
lulut dan telah lama dikenal sejak jaman kuno oleh nenek moyang kita dengan
sebutan “dukun pijat” atau “dukun urut”.
Massase cocok mengatasi penyakit :
a) Ancietas / Kegelisahan
b)
Arthritis /
Peradangan
c)
Nyeri
punggung ( Upper and Low Back Pain )
d)
Rasa nyeri
yang kronis
e)
Konstipasi /
sulit buang air besar
f)
Depresi
g)
Sakit Kepala
h)
Tekanan
darah tinggi
i)
Insomnia
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat, A.
Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta: EGC.
No comments:
Post a Comment